Tampilkan postingan dengan label open mind. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label open mind. Tampilkan semua postingan

Rabu, 11 November 2009

Tukang Sol Sepatu

Siang hari, udara Surabaya tercinta ini sungguh menyengat. Belum lagi macetnya jalanan kota akibat pengerjaan proyek di pinggir jalan. Melewati daerah Kertomenanggal, ada kesejukan yang saya dapat. Melihat sopir truk+keneknya di satu tempat, dan tukang sol sepatu di tempat lain, namun tempatnya berdekatan. Mereka tidur beralaskan koran di bawah pohon rindang di pinggiran sawah. Ah, bayangkan betapa nyamannya mereka, hanya saya lihat sambil lalu, harus melanjutkan mengantar surat ke kantor PWM (Pimpinan Pusat Muhammadiyah) Jawa Timur.

Saat balik, teringat sepatu yang saya pakai sedang jebol alasnya. Teringat tukang sol sepatu tadi, saya pun kembali lagi kesana. Saya bangunkanlah dia (jadi ganggu tidurnya). Tahukah bagaimana tukang sol sepatu yang saya temui itu? Tubuhnya tak lagi muda, rambutnya memutih, kulit coklat terbakar sinar matahari, dan keriput disana-sini. Setelah kuberikan sepatuku untuk diperbaiki, sekedar berbasa-basi kutanyakan “Biasa istirahat siang teng mriki nggeh pak?” (Biasa istirahat siang disini ya pak?). Jawabnya, “Nggih, panas buanget Suroboyo, mriki enak mas, adem” (Iya, panas sekali Surabaya, disini enak mas, sejuk).


Memang benar kata pak sol sepatu (harusnya kupanggil mbah/kakek , sudah tua pak sol sepatu itu) disitu sejuk. Terasa angin semilir dari arah sawah, walau sawahnya terletak di tengah-tengah perumahan, hanya duduk beralaskan koran, dan beberapa meter dari tempat itu juga jalan raya dengan segala suara deru mobil, namun tak mengganggu kenyamanan berada tempat itu. Saat itu juga bisa kurasakan betapa nikmatnya tidur beralaskan koran, di bawah pohon rindang di pinggir sawah. Bisa anda bayangkan nikmatnya?

Saat membayar ongkos sol sepatu, karena kembaliannya kurang, maka saya bilang “ndak usah pak kembaliannya”. Dijawabnya dengan mata yang berbinar “suwun yo mas, suwun” (terimakasih ya mas, terimakasih). Ternyata sebegitu berartinya uang yang bagi kita tidak sebegitu berarti. Jadi cobalah untuk menghargai uang yang kita keluarkan untuk senang-senang, masih banyak orang yang kekurangan.

Sungguh indah pelajaran yang saya dapat dari kejadian ini, ternyata tak perlu mahal untuk mendapat suatu kenyamanan hidup. Asal anda mau dan tidak malu, itulah kuncinya.

Jumat, 23 Oktober 2009

Apakah Kemampuan Komunikasi memang Dibutuhkan untuk Lulusan IT? -part 2-

“Kita bisa karena biasa”, ungkapan itulah yang pada akhirnya menggambarkan kondisi kebanyakan lulusan IT. Sejak menjadi mahasiswa karena dibiasakan (atau terpaksa membiasakan diri) dengan kehidupan yang lebih banyak berkomunikasi dengan komputer, dan sedikit (atau bisa juga dibilang banyak) melupakan komunikasi dengan dunia luar sehingga menjadi bisa berkomunikasi dengan baik kepada komputer namun sebaliknya menjadi tidak bisa berkomunikasi dengan baik kepada orang lain.

Sudah banyak kabar yang beredar bahwa lulusan IT susah berkomunikasi di dunia kerja. Sehingga lulusan IT yang sebenarnya memiliki banyak ide untuk kemajuan dunia kerja namun karena kurang bisa berkomunikasi dengan baik maka ide-ide tersebut sulit dimunculkan saat bekerja pada suatu perusahaan. Dampaknya jelas sekali yaitu sang lulusan IT dianggap tidak inovatif, hanya sebagai follower, hanya mengikuti apa yang selalu diperintahkan. Hal-hal seperti inilah yang seharusnya menjadi perhatian lebih, baik itu oleh institusi pendidikan dimana sang mahasiswa IT bernaung ataupun oleh mahasiswa IT sendiri. Sehingga mereka sadar bahwa kemampuan komunikasi memang penting untuk lulusan IT, bahkan seharusnya tidak hanya lulusan IT, namun saat menjadi mahasiswa IT kemampuan komunikasi sudah dipupuk sehingga tidak akan ada istilah “nasi sudah menjadi bubur”.


Bagi sebagian manusia, termasuk lulusan IT dan juga anda, mungkin sulit untuk berkomunikasi dengan orang karena terkadang tidak sinkron saat berkomunikasi dengan orang lain. Ada ungkapan menarik yang diungkapkan oleh Purnawan EA.

“Apapun perantaranya, apakah itu kasat mata seperti gaya bicara, tutur bahasa, gerak tangan, ekspresi wajah hingga telepati, semuanya adalah alat komunikasi, atau sarana saja. Oleh karena itu harus selalu digunakan cara atau saana yang paling pas, paling cocok. Yang paling penting adalah perpindahan pikiran dari “pemancar” ke “penerima”. Tiap orang memiliki keunikan tersendiri, sehingga cara yang sama belum tentu efektif bagi orang lain. Bahkan pada orang yang sama tetapi pada situasi dan kondisi yang lain penerimaannya bisa berbeda! Pilih dan gunakan cara yang paling pas, jangan fanatik pada cara tertentu. Karena begitu uniknya manusia, seringkali cara berkomunikasi dijadikan identifikasi diri. Kita enggan mengubah cara berkomunikasi kita masing-masing karena takut kehilangan identitas diri.”

Purnawan EA – dalam bukunya, Dynamic Persuasion


Jadi anda sebenarnya tidak harus berpatok pada gaya komunikasi yang selama ini menjadi ciri anda, bila dalam menghadapi orang lain dirasa cara komunikasi anda tidak cocok, janganlah ragu untuk merubah gaya komunikasi. Jangan menunggu orang lain yang mengubah gaya komunikasinya mengikuti gaya anda. Bukankah mengontrol diri sendiri lebih mudah daripada mengontrol orang lain. Karena gaya komunikasi kita cocok dengan mereka maka mereka akan lebih merasa nyaman, pikiran/ide kita akan lebih lancar masuk ke dalam pikiran sang penerima. Inilah tujuan pokok dari komunikasi.

Dari uraian diatas yang menjelaskan cerita para tokoh IT, kondisi mahasiswa IT, dan kondisi lulusan IT di dunia kerja, dapat disimpulkan bahwa masih banyaknya kekurangan yang dimiliki lulusan IT dalam hal komunikasi. Hal tersebut sebenarnya masih bisa diatasai dengan cara banyak membaca buku-buku komunikasi, ikut seminar atau workshop, dan pastinya berlatih. Berlatih, ya hal itulah yang paling penting dari sebuah keamampuan yang membutuhkan banyak praktek dalam menjalaninya. Ini seperti ungkapan yang terkenal dari novel Negeri Lima Menara (yang menceritakan impian seorang anak pondok pesantren madani yang berusaha keras bersama lima temannya dalam mewujudkan cita-cita masing-masing) yaitu “Man Jadda Wajada” yang mengandung maksud barang siapa bekerja keras maka akan mampu mencapai impiannya.

Dan bagi anda (terutama mahasiswa / lulusan IT yang menjadi bahasan utama pada tulisan ini) yang tertarik dengan cara mempelajari teknik komunikasi yang baik. Saya telah membaca beberapa buku komunikasi, dan ada satu buku yang cukup bagus mengulas cara-cara berkomunikasi yang baik (bukannya saya sedang berpromosi lhoo..) utamanya menggunakan teknik persuasi, buku tersebut yaitu Dynamic Persuasion karya Purnawan EA (sorang konselor Life Strategy dan Hypnotherapist). Di buku tersebut banyak sekali dijelaskan tentang proses komunikasi, memahami kondisi berpikir sasaran untuk menentukan strategi pendekatan, taktik pendekatan untuk memperoleh ‘ya!’, strategi mempertahankan hak anda & menangani kritik secara bijak, body language : bahasa bawah sadar, dan masih banyak lainnya. Tentunya suatu ilmu jika tidak dipraktekkan akan sia-sia, ini seperti yang diungkapkan Wiji Thukul (penyair yang dengan puisi-puisinya mampu mengkritik Orde Baru sehingga pada akhirnya dia dilenyapkan oleh oknum-oknum Orde Baru pada tahun 1997) yaitu “percuma kau baca banyak buku jika hanya diam saja”. Maka hanya ada satu kata “action!”.



Referensi

· Aksan, Hermawan. Steve Jobs-Otak dibalik Kesuksesan Apple. Bandung : 2009 . Kaifa

· EA, Purnawan. Dynamic Persuasion – Persuasi Efektif dengan Bahsa Hipnosis. Jakarta : 2002 . Gramedia Pustaka Utama

· film Pirates of the Sillicon Valley

· http://rumakom.wordpress.com/2007/08/07/komunikasi-efektif/ .

· http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi .


Apakah Kemampuan Komunikasi memang Dibutuhkan untuk Lulusan IT? -part 1-

Apa yang terbayang di benak anda saat mendengar istilah IT (Information and Technology), apakah gadget yang canggih, teknologi internet yang semakin maju, software-software dengan beraneka kemampuan, atau bahkan anda membayangkan seorang hacker yang mampu menjebol sistem keamanan negara-negara maju. Anda tentunya pasti paham siapa orang-orang dibalik pencipta teknologi IT yang semakin canggih beberapa waktu belakangan ini. Sebut saja beberapa nama orang terkaya di dunia, ada Bill Gates (pendiri Microsoft), Steve Jobs (pendiri Apple), Mark Zuckenberg (pendiri Facebook), dll. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh IT internasional dan lokal yang memiliki kisah sukses masing-masing dengan teknologi yang berhasil diusungnya.

Bill Gates dengan ilmu komputer yang dimiliki memulai bisnisnya dari sebuah garasi mobil, namun insting bisnisnya mumpuni sehingga mampu menjadikan Microsoft sebagai perusahaan raksasa di bidang IT. Begitu juga Steve Jobs sang pendiri Macintosh dengan darah seninya mampu menciptakan produk IT yang menggabungkan antara seni dan teknologi sehingga mampu menciptakan nilai lebih pada setiap produknya. Steve Jobs bahkan mendapat julukan “anak ajaib dari Sillicon Valley”, ini tidak lain karena kelihaiannya dalam menjalankan bisnis IT, dalam perjalanan hidupnya ia pernah keluar dari perusahaan yang didirikannya, mengambil alih Pixar animation studio sehingga menjadi raksasa animasi dunia (dengan film pertamanya yang fenomenal yaitu Toys Story) yang dapat mengalahkan Disney (walaupun pada akhirnya sekarang Pixar dan Disney menjalin kerjasama), hingga akhirnya ia kembali lagi ke Apple dan menaikkan lagi pamor Apple yang sempat redup beberapa waktu.


Lain lubuk lain ikannya, lain orang lain ceritanya. Begitu juga yang terjadi pada Mark Zuckenberg sang pendiri Facebook. Dengan Facebook ciptaannya (walaupun terdengar kabar ia mencuri ide pembuatan aplikasi ini dari teman kuliahnya) dia berhasil melakukan (yang menurut saya) revolusi sosial di bidang sosialisasi antar umat manusia. Walaupun telah ada situs-situs social networking sejenis yang telah ada sebelumnya, namun efek yang ditimbulkan oleh Facebook ini luar biasa besarnya. Anda tentu pernah merasakannya juga efeknya, mulai dari menemukan teman lama, menemukan pasangan hidup, bahkan menjaring konsumen atau dengan kata lain menggunakan Facebook sebagai salah satu strategi marketing perusahaan anda.

Kesuksesan yang mereka (dan juga orang-orang IT lainnya) raih tentunya tidak lepas dari kemampuan bidang IT yang dimilikinya, juga kemampuan-kemampuan lain seperti bisnis, marketing, manajemen, dan komunikasi yang turut andil dalam mengantarkan mereka menuju kesuksesan. Telah banyak teori-teori dan buku-buku yang mengatakan impossible bila anda hanya mengandalkan kemampuan otak yang super dalam bidang IT untuk menghadapi kerasnya persaingan dunia. Walau kemampuan otak anda misalnya setara dengan dua kali otak Einstein namun bila tidak mampu bekerjasama, berkomunikasi dengan baik, niscaya kemampuan otak anda akan menjadi sia-sia. Intinya yaitu kemampuan dasar manusia, berkomunikasi dengan manusia lain lah yang perlu ditingkatkan guna meningkatkan kemampuan diri.

Telah banyak buku-buku yang membahas teori-teori komunikasi yang menyatakan pentingnya berkomunikasi dengan orang lain. Menurut Wikipedia komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Purnawan EA dalam bukunya Dynamic Persuasion mengatakan dalam komunikasi hanya terjadi bila ada sender, sang pengirim atau pemancar, dan receiver, atau sang penerima. Dan ada beberapa elemen lagi yang mendasari adanya komunikasi. Yang pertama yaitu pesan atau message yaitu isi (maksud) yang disampaikan ke pihak lain, kedua yaitu saluran atau channel adalah media dimana pesan disampaikan kepada pihak lain. Ketiga yaitu feedback adalah tanggapan dari sang penerima pesan. Dan yang terakir adalah aturan yang disepakati pelaku komunikasi.

Setelah mengetahui definisi komunikasi sendiri, maka anda pasti menyadari betapa dalam kehidupan sehari-hari komunikasi merupakan unsur yang mendominasi hidup. Mari kita kembali lagi pada kisah ketiga tokoh IT diatas (Bill Gates, Steve Jobs, Mark Zuckenberg) yang mampu membangun kerajaan bisnisnya dengan baik. Dalam kehidupan mereka yang sebagian besar berhubungan dengan dunia IT komunikasi dilakukan dalam mengembangkan bisnisnya, mulai dari interaksi dengan client, atasan, bawahan, rekan kerja, masyarakat awam, pemegang saham perusahaan, customer, dan masih banyak lagi. Walaupun ketiganya DO (Drop Out) dari kuliahnya yang jurusan komputer atau informatika, namun tetap saja inti bisnis yang dijalani sekarang masih berada di jalur IT.

Sekarang mari kita lihat kondisi seorang masiswa jurusan IT, lihat kesehariannya, anda pasti menemukan apa yang dinamakan kegilaan online. Mahasiswa IT yang berkutat dengan tugas-tugasnya yang mau tidak mau menghabiskan banyak waktunya di depan monitor PC ataupun laptop dan kebanyakan sambil online. Walapun sebenarnya ada kegiatan lain yang mereka lakukan seperti berorganisasi, bermain game (lagi-lagi di depan monitor PC/laptop/TV), membaca buku cetak/ebook (lagi-lagi di depan monitor PC/laptop/TV), dan beberapa kegiatan lain. Ini tentunya sudah menjadi rutinitas yang mendarah daging bagi kalangan IT. Dan bisa dipastikan dampaknya yaitu kurang luwesnya mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain. Fakta ini bisa kita lihat sendiri saat kita bandingkan antara mahasiswa IT dengan mahasiswa jurusan sosial seperti Manajemen, Komunikasi, Akuntansi, dll ataupun dengan jurusan teknik sendiri seperti teknik Industri, Planologi, Statistika, dll.

Sabtu, 08 Agustus 2009

Reality Show dan Aib Seseorang

Sore hari selepas maghrib menyalakan televisi (jarang-jarang nonton televisi selepas maghrib, biasanya di kos temen yang gak ada televisinya) pilih-pilih channel, eh akhirnya nyantol juga sama acara di SCTV. Memang sih sekarang sedang musim tayangan reality show bertema cinta, mulai dari cinta monyet sampai termehek-mehek. Dilihat sebentar kok kliatannya seru, ternyata acara lemon tea. Secara sekilas acara lemon tea ini memang mirip dengan acara (saya lupa apa namanya) di channel TPI yang dipandu oleh Anjasmara, tapi tentu saja ada bedanya.

Mungkin bagi sebagian besar kita suka dengan acara lemon tea semacam ini. Setting acara ini ada panggung tempat para host, client/korban, pelaku, saksi-saksi yang berhubungan, dan juga petugas security bila memang terjadi keributan. Sedangkan di depan panggung ada “majelis cinta” (orang-orang yang dirasa berkompeten untuk memberi komentar pada adegan-adegan yang terjadi selama acara), juga penonton yang siap meramaikan dengan teriakan-teriakan ‘huuuuu..huuuuu’.

Seru juga jalannya acara ini, secara konsep bagus yang merupakan ramuan dari reality show serupa yang telah ada sebelumnya. Sehingga berhasil memainkan emosi penonton. Ini contoh jalan cerita pada episode yang saya tonton :

Ada cewek namanya C, merasa tidak diperhatikan sama cowoknya (sebut saja R). Host menanyakan permasalahan pada keduanya, kemudian didatangkanlah saksi kunci yang tahu permasalahan, yaitu teman R yang namanya S. Saksi kunci inilah yang menceritakan rahasia sebenarnya. S menceritakan bahwa R telah berselingkuh dengan pacarnya. Dibawalah saksi kunci/korban lainnya yaitu cewek selingkuhan R yang tidak lain adalah pacar S yaitu M. Tambahan saksi kunci ini membuat satu rahasia terbuka dan masalah semakin rumit.R menuduh S cemburu dan juga menuduh M cewek kegatelan, bisa ditebak C pun menangis dan emosi pada R. “Majelis cinta” pun berkomentar, ada yang memberi nasehat, membela sang korban, menyalahkan pelaku.

Guna mengetahui keseharian R pun tim lemon tea menayangkan video hasil investigasi yang mendatangi tempat kos si R, waktu pintu diketuk ternyata yang membuka pintu seorang cewek yang mengaku adik R. Usut punya usut ternyata cewek yang diketahui bernama D ini mengaku sebagai calon istri R.

Akhirnya didatangkanlah D di panggung, masalah semkain rumit, C makin menangis menjadi-menjadi begitu juga M yang marah pada R, tidak mau kalah S pun mengolok R. S membeberkan fakta bahwa R adalah simpanan tante-tante Untuk membuktikannya diputarkanlah video candid lain yang menunjukkan R bermesraan dengan tante-tante. Suasana memanas, S dan R bertengkar, tim security pun datang ke atas panggung mengamankan keduanya. “Majelis cinta” pun kembali memberikan komentarnya.

Menjelang akhir acara suasana agak tenang, R berjanji akan berubah, namun C tidak mau menerima. “Majelis cinta” pun kembali memberikan beberapa nasihat untuk R dan C . C diberi opsi untu melanjutkan hubungan dengan R atau mengakhirinya. Dan akhirnya C mengakhiri hubungannya dengan R!


Dan inilah yang menjengkelkan, di akhir acara host mencoba memberi kesimpulan dan mengundi siapa pemenang kuis atas jawaban akhir dari cerita (gila juga ya..penderitaan dan aib orang dijadikan tontonan, ditambah lagi dengan adanya kuis berhadiah).

Bila dirasakan, banyak sekali hal-hal yang sebenarnya tidak pantas dipertontonkan di depan publik seperti aib seseorang (bahkan dapat meluas ke aib keluarga), saling mengolok-olok hingga terjadi pertengkaran (disoraki pula), tangisan meraung-raung disaksikan bayak orang, video investigasi yang kadang menunjukkan hal-hal yang sifatya vulgar dan terlalu privasi, mengobok-obok kehidupan sesorang, dan masih banyak lagi.

Namun ada juga pelajaran yang dapat kita petik dari tayangan-tayangan semacam ini, diantaranya komunikasi antar pasangan, kejujuran, adanya macam-macam tipe orang yang didepan kita berlaku baik namun dibelakang kita berlaku buruk. Selain itu kita dapat lebih mengetahui bagaimana sih kehidupan sosial sekrang ini beserta segala permasalahannya.

Semuanya bergantung pada kita yang menyaksikan. Apakah ini sebagai bahan pelajaran ataukah hanya dianggap sebagai tayangan yang tidak bermutu.

Ahh dunia hiburan memang menghibur (bagi sebagian orang) dan membuat miris (bagi sebagian orang lainnya).

Selasa, 03 Februari 2009

caleg-caleg di dinding

(postingan ini tidak bermaksud sebagai ajang kampanye caleg walaupun didalamnya ada beberapa poster caleg)

Mendekati hajatan akbar indonesia. Iya..benar-benar akbar.. wong menghabiskan dana Rp6,67 triliun (sumber : berita sore.com). Banyak sekali bermunculan poster-poster calon legislatif/caleg yang menghiasi tembok, tiang, dll. Jadi teringat lagu waktu kecil dulu(tentunya dengan sedikit perubahan..hehehe).

caleg-caleg di dinding
diam-diam merayap (loh..apanya yang merayap??)



Berikut ini yang menjadi perhatian saya :
  • Tak jarang pula yang menempelkan tanpa seizin yang punya tembok( maksud saya yang punya bangunan tersebut ).
  • Banyak diantaranya yang mencantumkan nama keluarganya (bapaknya, anaknya,kakeknya,dll) untuk mendongkrak popularitas. Ya kalau gak gitu kan tidak ada yang kenal.

  • Ada yang slogannya aneh-aneh.
  • Banyak pula diantaranya yang wajahnya tidak fotogenik (maaf nih..kalau difoto mbok ya tersenyum sedikit..)
  • Ada pula yang beda dari yang laen, caleg ini pake pakaian casual mencoba menabrak pakem bahwa poster caleh harus selalu pakaian formal

Yaaa.. bagaimanapun juga usaha mereka patut dihargai, maka saatnyalah bagi kita untuk memlih calon wakil kita di DPR/DPRD sana. Akhir kata "jangan pilih politisi busuk"


Minggu, 23 November 2008

Nggak Usah Kuliah, Beli Sapi Aja!!


Tulisan ini saya ambil dari buku “Guru Goblok Ketemu Murid Goblok” hal 132-136. Yah, itung-itung buat inspirasi kita agar bisa menjadi lebih baik.


Nggak Usah Kuliah, Beli Sapi Aja!!


Kisah ini terjadi di warung kaki lima sekitar masjid kampus ITS. Selepas Solat Jumat, Pak Rohim langsung menelepon. Memang masjid kampus ITS cukup besar sehingga walaupun sama-sama berada di masjid, belum tentu bisa ketemu. Suara dari handset di seberang menginformasikan posisi di depan wudhu dan saya pun meluncur ke sana.



Begitu ketemu, acara berikutnya adalah makan di warung kaki lima tidak jauh dari tempat wudhu. Bagi saya, makan kali ini adalh nostalgia belasan tahun silam. Tempat inilah yang sering menjadi tempat cangkruk saya semasa skitf menjadi pengurus masjid Manarul Ilmi kampus ITS.

Sambil menunggu gado-gado, Pak Rohim ngobrol dengan empat mahasiswa yang kebetulan duduk di depannya. Setelah berbasa-basi bberapa saat, pertanyaan-pertanyaan finansial pun meluncur.

“Berapa kebutuhan unag kuliah dan biaya hidup sebulan?”, selidik pak Rohim. “Yaa ... sekitar Rp. 700 ribu”, jawab sang mahasiswa.

“Semua dikirim oleh orang tua?”

“Ya ... Begitulah”

“Nah .. dengan kebutuhan bulanan seperti itu, berarti dalam setahun tidak kurnag dari Rp. 8 juta digunakna untuk biaya kuliah. Bila lulus selama lima tahun maka unag Rp 40 juta akan melayag. Pertanyaan saya mewakili orang tua kalian ... kapan duit itu kaan kembali??

Walaupun tidak siap mendapatkan pertanyaan seperti itu, Pak Rohim menambah lagi kebingungan si mahasiswa.

“Mewakili orang tuamu .. coba jawab pertanyaan ini ... lebih meguntungkan mana uang sebesar Rp. 40 juta : digunakan untuk menyekolahkan kamu atau membeli sapi?” .

Saya (penulis) pun menimpali, Rp. 40 juta bisa dibelikan delapan ekor sapi betina yang tiap tahun akan beranak satu ekor. Dengan demikian dalam waktu lima tahun minimal akan ada 40 ekor anak sapi. Ditambah lima induknya, total akan ada 45 ekor sapi. Itupun tanpa menghitung bahwa anak sapipun pada sekitar satu tahun akan menjadi induk sapi yang juga beranak. Dengan demikian perhitungan 45 ekor anak sapi adalah perhitungan dengan pendekatan pesimis.

Dengan 45 ekor sapi, orang tua mahasiswa ini akan bisa hidup santai. Tiap tahun dalam kondisi normal akan menerima kelahiran 45 ekor sapi. Tiap bulan 4 ekor lebih.

Untuk keamanan, tidak usah dihitung 4 ekor. Ambil separuhnya saja yaitu 2 ekor anak sapi tiap bulan. Yang dua untk biaya-biaya dan cadangan resiko-resiko. Masuk akal kan?

Bila sekor sapi senilai Rp. 5 juta, maka tiap bulan orang tua mahasiswa akan menerima Rp. 10 juta. Pertanyaan selanjutnya .. kapan sang mahsiswa telah “merenggut” delapan induk sapi mampu mengembalikan unag dari orang tuanya sebesar Rp. 10 juta perbulan?

Mahasiswa yang kuliah di bidnag perkapalan tadi mengelak. Ia mengatakan bahwa dirinya akan mengembalikan uang sekolah bukan kepada orang tuanya. Ia akan mengembalikan kepada anaknya nanti.

Mendapatkan bantahan dari mahasiswa ini, Guru menjelaskan, “Itulah sikap mental yang menjadikan negeri ini tidak maju-maju. Ketika ditunjukkan tanggung jawab yang lebih baik, memilih mengelak dengan membuat alibi-alibi. Menyekolahkan anak adalah sebuah kewajiban yang tidak bisa dianggap sebagai membayar utang kepada orang tua yang telah membayar uang kuliah kita”.

“Apakah seandainya kamu tidak dikuliahkan orang tuamu, kamu juga tidak akan mau membayar uang kuliah anak-anakmu nanti?”.

Jadi, mestinya, mahasiswa tadi tetap berkomitmen untuk mengembalikan uang orang tuanya tanpa mengurangi kewajibannya untuk menyekolahkan anak-anaknya kelak. Generasi sekarang harus lebih baik daripada generasi masa lalu. Generasi masa yang akan datang harus jauh lebih baik daripada generasi saat ini.

Senin, 24 Maret 2008

7 hari = 5 hari

minggu-minggu ini penuh perjuangan.dikarenakan seminggu yang cuma 5 hari. Ditambah praktikum yang memberatkan <>. Sehingga membuat diri ini jarang jalan-jalan ataupun nonton ataupunmelakukan hal santai lainnya.

Bagi yang pernah kuliah di jurusan yang berat pasti pernah merasakan yang sedang kurasakan :

jadwal harian..
senin : kuliah+tugas+nyicil praktikum --> pulang diatas jam 9 malam
selasa : kuliah+tugas+nyicil praktikum --> pulang diatas jam 9 malam
rabu : kuliah+tugas+nyicil praktikum --> pulang diatas jam 9 malam
kamis : kuliah+tugas+nyicil praktikum --> pulang diatas jam 9 malam
jumat : kuliah+tugas+nyicil praktikum --> pulang diatas jam 9 malam
sabtu : pengkaderan HIMA --> nginep di kos teman
minggu : pengkaderan HIMA --> pulang diatas jam 9 malam (kalo ada demo praktikum)

apa ini terus berlanjut sampai akhir semester..?
atau malah sampai lulus..?







Senin, 10 Desember 2007

inkonsisten

i promise to you....but....
duuuH.....

apa semua orang di dunia inkonsisten>>? (ap saya juga..?)


sebenarnya,.,
sudah berjanji pada diri sendiri....
...sudah bernniat jadi manusia yang baik.
tapi tetep ae ndak bisa memenuhi janjinya..
apa ini ulah setan..atau manusia yang sudah menjadi setan..

Minggu, 09 Desember 2007

gilaa!

gilaaa...

ihateindon.blogspot.com


ancuuR semua sisinya..
tak adakah yg bagus disana!

ancur-ancuk ato apalah....
tak bisakah kiita smua bersodara.?